GELORA.CO - Tentara Israel yang berada di jalur Gaza dikabarkan mengalami keracunan massal yang berasal dari makanan. Berdasarkan laporan dari surat kavar Yedioth Ahronoth, tentara Israel mengalami diare yang berasal daei makanan donasi restoran.
Banyaknya restoran yang memberikan makanan membuat penyimpanan tidak higienis dan membuat makanan temkntaminasi oleh bakteri. Hal itulah yang membuat banyak tentara Israel yang mengalami diare akut hingga demam tinggi.
"Diare telah menyebar di kalangan tentara di selatan kemudian menyebar di antara tentara yang sedang bertugas di Gaza," kata Kepala Unit Penyakit Menular RS Assuta Ashdod University Dr. Tal Brosh. "Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang memicu disentri, penyakit sangat berbahaya yang menyebar di kalangan tentara di Gaza," sambungnya.
Ia menyebutkan bahwa deman tinggi dan diare akut sangat mempengaruhi kinerja tentara Israel.
Apalagu bakteri itu terus menyebar dan membuat tentara Israel sakit. Broch juga tak menyepelekan penyakit yang diderita tentara Israel.
Menurutnya penyakit pencernaan dapat memiliki risiko kematian jika tak ditangani oleh tenaga medis.
"Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara di infanteri dan mereka mengalami demam setelah suhu mencapai 40 derajat Celcius, dan ketika mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak lagi bugar untuk bertugas dan menempatkan diri pada risiko kematian," ungkapnya.
Gaza Darurat Penyakit Menular Para dokter yang bekerja di Gaza yang terkepung pada Senin (4/12/2023) melaporkan penyebaran yang cepat dari beberapa penyakit menular di wilayah itu akibat kepadatan penduduk yang disebabkan oleh warga sipil yang mengungsi akibat serangan Israel.
Dokter-dokter yang bekerja di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan mengatakan kepada situs media Inggris The Independent bahwa kurangnya vaksin penting bagi bayi baru lahir mempercepat penyebaran penyakit di rumah sakit.
Selain penyakit menular, mereka harus berjibaku menangani korban luka dan tewas akibat serangan intensif Israel.
Dokter Asem Mohammed mengatakan kepadatan yang berlebihan menciptakan kondisi yang mempermudah penyebaran penyakit menular, dan kurangnya peralatan medis serta terbatasnya akses terhadap air bersih semakin memperburuk situasi.
Dia mengatakan sekitar rumah sakit dipenuhi dengan "penyakit menular seperti infeksi jamur, infeksi kulit, pneumonia, dan masalah epidemiologi."
Dokter lainnya Yousef Adnan mengatakan bahwa akibat terbatasnya akses terhadap air bersih, mereka merawat ribuan orang yang menderita diare setiap hari, dan menyebut situasi saat ini di rumah sakit “bencana.” Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui media sosialnya menggarisbawahi keadaan mengerikan akibat konflik yang sedang berlangsung dan pemboman besar-besaran di Gaza.
"Kemarin tim kami mengunjungi Rumah Sakit Nassar di (Gaza) selatan. Tempat itu dipadati 1.000 pasien, tiga kali lipat dari kapasitasnya.
Tidak terkira orang-orang yang mencari perlindungan, mengisi setiap sudut rumah sakit," tulis Ghebreyesus.
"Pasien mendapat tindakan di lantai, menjerit kesakitan. Keadaan ini sangat tidak memadai, tidak terbayangkan terjadi pada penyediaan layanan kesehatan.
Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk mengungkapkan keprihatinan kami atas apa yang kami saksikan,” lanjutnya. Untuk itu dia mendesak agar diberlakukan kembali gencatan senjata sekarang juga.
Sumber: tvOne